Pada
kopi arabika fermentasi digunakan untuk memudahkan pencucian atau menghilangkan
lendir yang tersisa dari permukaan kulit
tanduk dan meningkatkan citarasa kopi arabika. Proses fermentasi bertujuan
untuk melepaskan daging buah berlendir (mucilage) yang masih melekat pada kulit
tanduk sehingga pada proses pencucian akan mudah terlepas (terpisah) dan mempermudah
proses pengeringan.
Proses
fermentasi dilakukan secara basah. Pengolahan basah merupakan pengolah biji
kopi yang banyak memerlukan banyak air. Fermentasi basah dilakukan didalam
fermentasi atau pemeraman yang terbuat dari
semen yang bagian bawahnya berlubang-lubang sebagai jalan keluarnya air.
Pengolahan basah dilakukan setelah proses pengupasan atau biji kopi yang keluar
dari mesin pulper dialirkan lewat saluran dan masuk ke bak fementasi. Sesudah
air didalam bak pemeraman menjadi jernih air tersebut dibuang melalui saluran
bagian bawah dengan membuka tutup/sekat dari kayu. Pemeraman dimulai sejak
selesainya air dibuang dari baik pemeraman.
Pemeraman
atau proses fermentasi dianggap telah selesai (cukup) bila lapisan lendir yang
melekat pada kulit kopi sudah terurai karena terjadi proses fermentasi. Didalam bak fermentasi biji kopi ditutup
dengan plastik agar tetap lembab. Dalam fermentasi diperlukan waktu perendaman
selama 36 jam karena jika lebih dari 36 jam maka kopi akan berbau busuk. Suhu
yang digunakan adalah antara 22 – 250C. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
citarasa kopi arabika, karena jika tanpa fermentasi citarasa kopi arabika akan
menjadi hambar. Hasil fermentasi ditandai dengan berubahnya warna air yakni
menjadi keruh dan timbul gelembung gas didalam air.
No comments:
Post a Comment