December 20, 2018

Penggunaan Mulsa Organik Terhadap Produksi Kedelai Hitam


Mulsa adalah bahan untuk menutup tanah sehingga kelembaban, suhu tanah sebagai media tanaman terjaga kestabilannya, disamping itu dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga tanaman akan tumbuh lebih baik. Pemberian atau pemasangan mulsa pada permukaan bedengan pada musim hujan dapat mencegah erosi permukaan bedengan, sekaligus pada komoditas hortikultura tertentu seperti melon, semangka, tomat terong dsb mulsa dapat mencegah percikan air hujan atau air siraman menempel pada kulit buah yang kadang menyebabkan infeksi pada tempat percikan tersebut.



Sedangkan pemulsaan pada musim kemarau akan menahan panas matahari langsung sehingga permukaan tanah bagian atas relatif rendah suhunya dan lembab, hal ini disebabakan oleh penekanan penguapan sehingga air dalam tanah lebih efisien pemanfaatannya. Mulsa dikenal secara luas ada tiga macam yaitu:
a.Mulsa anorganik seperti kerikil, koral, pasir kasar dan batuan lainnya.
b.Mulsa organik berupa sisa hasil tanaman seperti jerami padi, batang jagung, brangkasan kacang-kacangan, kertas semen dll
c.Mulsa sintetis berupa mulsa buatan pabrik, seperti plastik hitam perak

Keuntungan penggunaan mulsa organik adalah bahannya mudah didapat juga bahan tersebut dapat digunakan untuk menambah bahan organik pada bedengan tersebut pada beberapa musim tanaman yang akan datang. Sedangkan keuntungan dari mulsa sintetis dapat memantulkan sinar ultra violet yang sangat berguna dalam proses fotosintesis sehingga meningkatkan aktivitas dan proses kimiawi dalam tubuh tanaman.

Mulsa jerami padi merupakan bahan sisa dari tanaman padi yang berpotensi sebagai mulsa yang tersedia dalam jumlah melimpah sekitar 30 juta ton per tahun. Kelebihan dari penggunaan mulsa jerami padi yaitu, menurunkan suhu tanah, menekan erosi, menghambat pertumbuhan gulma dan menambah bahan organik karena mudah lapuk atau terdekomposisi setelah rentan waktu tertentu. Fungsi dan peran mulsa yaitu untuk mencegah kehilangan air melalui evaporasi, memperkecil proses disperse, merangsang agregari tanah, memperbaiki struktur tanah dan memelihara kecepatan infiltrasi. Meskipin demikian dalam pemberian mulsa harus diperhatikan kadar air karena bila terlalu basah atau kering akan menghambat pertumbuhan beberapa mikroorganisme tanah seperti pembentukan bintil pada akar tanaman.

Tanah yang diberi mulsa, sifat fisiknya tetap terpelihara, meskipun pengolahan tanah sangat jarang dilakukan. Penggunaan mulsa tanaman dapat mengurangi frekuensi pengolahan tanah dari 2-3 kali dalam setahun (setiap kali tanam) menjadi hanya satu kali dalam waktu satu atau dua tahun.

No comments: