Mulsa
adalah bahan untuk menutup tanah sehingga kelembaban, suhu tanah sebagai media
tanaman terjaga kestabilannya, disamping itu dapat menekan pertumbuhan gulma
sehingga tanaman akan tumbuh lebih baik. Pemberian atau pemasangan mulsa pada
permukaan bedengan pada musim hujan dapat mencegah erosi permukaan bedengan,
sekaligus pada komoditas hortikultura tertentu seperti melon, semangka, tomat
terong dsb mulsa dapat mencegah percikan air hujan atau air siraman menempel
pada kulit buah yang kadang menyebabkan infeksi pada tempat percikan tersebut.
Sedangkan
pemulsaan pada musim kemarau akan menahan panas matahari langsung sehingga
permukaan tanah bagian atas relatif rendah suhunya dan lembab, hal ini
disebabakan oleh penekanan penguapan sehingga air dalam tanah lebih efisien
pemanfaatannya. Mulsa dikenal secara luas ada tiga macam yaitu:
a.Mulsa
anorganik seperti kerikil, koral, pasir kasar dan batuan lainnya.
b.Mulsa
organik berupa sisa hasil tanaman seperti jerami padi, batang jagung,
brangkasan kacang-kacangan, kertas semen dll
c.Mulsa
sintetis berupa mulsa buatan pabrik, seperti plastik hitam perak
Keuntungan
penggunaan mulsa organik adalah bahannya mudah didapat juga bahan tersebut
dapat digunakan untuk menambah bahan organik pada bedengan tersebut pada
beberapa musim tanaman yang akan datang. Sedangkan keuntungan dari mulsa
sintetis dapat memantulkan sinar ultra violet yang sangat berguna dalam proses
fotosintesis sehingga meningkatkan aktivitas dan proses kimiawi dalam tubuh
tanaman.
Mulsa
jerami padi merupakan bahan sisa dari tanaman padi yang berpotensi sebagai
mulsa yang tersedia dalam jumlah melimpah sekitar 30 juta ton per tahun. Kelebihan
dari penggunaan mulsa jerami padi yaitu, menurunkan suhu tanah, menekan erosi,
menghambat pertumbuhan gulma dan menambah bahan organik karena mudah lapuk atau
terdekomposisi setelah rentan waktu tertentu. Fungsi dan peran mulsa yaitu
untuk mencegah kehilangan air melalui evaporasi, memperkecil proses disperse,
merangsang agregari tanah, memperbaiki struktur tanah dan memelihara kecepatan
infiltrasi. Meskipin demikian dalam pemberian mulsa harus diperhatikan kadar
air karena bila terlalu basah atau kering akan menghambat pertumbuhan beberapa
mikroorganisme tanah seperti pembentukan bintil pada akar tanaman.
Tanah
yang diberi mulsa, sifat fisiknya tetap terpelihara, meskipun pengolahan tanah
sangat jarang dilakukan. Penggunaan mulsa tanaman dapat mengurangi frekuensi
pengolahan tanah dari 2-3 kali dalam setahun (setiap kali tanam) menjadi hanya
satu kali dalam waktu satu atau dua tahun.
No comments:
Post a Comment