Secara
umum tanaman jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama. pertumbuhan jagung
dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1) fase perkecambahan, (2) fase
pertumbuhan vegetatif, dan (3) fase reproduktif. Fase perkecambahan yaitu saat
proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan
sebelum munculnya daun pertama. Perkecambahan benih jagung terjadi ketika
radikula muncul dari kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air
benih pada saat di dalam tanah meningkat lebih dari 30%.. Perkecambahan terjadi
4-5 hari setelah tanam.
Fase
pertumbuhan vegetatif yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka
sempurna setelah perkecambahan sampai sebelum keluarnya bunga jantan
(tasseling) dan sebelum keluarnya bunga betina (silking). Proses fotosintesis
tanaman berjalan dengan kapasitas tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif ini.
Tanaman tumbuh dengan cepat dan akumulasi bahan kering meningkat dengan cepat.
Kebutuhan hara dan air relatif sangat tinggi untuk mendukung laju pertumbuhan
tanaman. Adanya kekurangan hara dan kekeringan dapat menghambat pertumbuhan dan
potensi hasil. Tanaman sangat sensitif terhadap cekaman kekeringan dan
kekurangan hara. Kekeringan dan kekurangan hara sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tongkol.
Kekurangan hara dan kekeringan dapat mempengaruhi jumlah pembentukan
biji dan tongkol. Kekeringan pada fase ini juga akan memperlambat munculnya
bunga betina (silking).
Fase
reproduktif yaitu fase pembungaan sampai masak fisiologis. Fase berbunga jantan (tasseling) terjadi pada
tanaman jagung kisaran umur 45-52 hst yang ditandai dengan terbentuknya cabang
terakhir dari bunga jantan sebelum kemunculan bunga betina (silk/ rambut
tongkol). Tahap silking diawali oleh munculnya rambut dari
dalam tongkol yang terbungkus kelobot, terjadi sekitar 2-3 hari setelah tasseling. Penyerbukan (polinasi) terjadi
ketika serbuk sari yang dilepas oleh bunga jantan jatuh menyentuh permukaan
rambut tongkol yang masih segar, dan diperlukan waktu sekitar 24 jam untuk serbuk sari mencapai sel
telur (ovule), di mana pembuahan (fertilization) akan berlangsung yang diikuti
dengan terbentuknya bakal biji. Rambut tongkol muncul dan siap diserbuki selama
2-3 hari. Rambut tongkol tumbuh memanjang 2,5-3,8 cm/hari dan akan terus
memanjang hingga diserbuki. Bakal biji hasil pembuahan tumbuh dalam suatu
struktur tongkol memiliki warna putih pada bagian luar biji dan bagian dalam
biji berwarna bening serta mengandung sangat sedikit cairan. Pengisian biji
semula dalam bentuk cairan bening, berubah seperti susu. Akumulasi pati pada
setiap biji sangat cepat, warna biji sudah mulai terlihat (bergantung pada
warna biji setiap varietas), dan bagian sel pada endosperm sudah terbentuk
lengkap. Kekeringan pada fase ini menurunkan ukuran dan jumlah biji yang
terbentuk. Tanaman jagung memasuki tahap masak fisiologis 55-65 hari
setelah silking. Pada tahap ini, biji-biji
pada tongkol telah mencapai bobot kering maksimum. Lapisan pati yang keras pada
biji telah berkembang dengan sempurna dan telah terbentuk pula lapisan absisi
berwarna coklat atau kehitaman.
Pembentukan
lapisan hitam (black layer) berlangsung secara bertahap, dimulai dari biji pada
bagian pangkal tongkol menuju ke bagian ujung tongkol. Pada varietas hibrida,
tanaman yang mempunyai sifat tetap hijau (stay green) yang tinggi, kelobot dan
daun bagian atas masih berwarna hijau meskipun telah memasuki tahap masak
fisiologis. Kadar air biji berkisar 30-35%.
No comments:
Post a Comment