December 20, 2018

Informasi Umum Pohon Bidara


Bidara diperkirakan berasal dari Timur Tengah atau anak benua India. Namun kini bidara telah menyebar ke seluruh kawasan tropik, termasuk Asia Tenggara, baik dibudidayakan dalam skala kecil maupun meliar. Di berbagai kawasan tropik, hanya di India dan Thailand bidara dibudidayakan dalam skala cukup besar. Di Indonesia bidara tumbuh meliar, dan khususnya di Nusa Tenggara Timur sebagai bagian dari vegetasi savana. Bidara mempunyai nama ilmiah Ziziphus mauritiana Lamk. (periksa nama ilmiah, sinonim, dan klasifikasi di GBIF Data Portal dan ITIS), sedangkan nama umum lainnya adalah widara, dara (Indonesia), kom (Kupang, NTT), bidara, jujub, apel siam (Malaysia), indian jujube (Inggris).

Berperawakan pohon atau perdu menyemak, tinggi dapat mencapai 15 m, tumbuh tegak atau melebar dengan cabang-cabang menjuntai, letak ranting tidak beraturan, berbulu kempa, berpenumpu berduri, menyendiri dan lurus (panjang 5-7 mm) atau berbentuk dimorfik berpasangan, yang kedua lebih pendek dan melengkung, duri kadang-kadang tidak ada, pohon selalu hijau atau kadang-kadang agak meranggas. Daun tunggal berselang-seling, berbentuk bundar-bundar telur-jorong sampai bundar telur-lonjong, berukuran (2-9) cm x 1,5-5) cm, tepi rata atau agak beringgit, permukaan atas tidak berambut dan mengkilap, berwarna putih dan berambut kempa rapat pada permukaan bawah.



Mempunyai 3 tulang daun membujur yang nyata, panjang tangkai daun 8-15 mm. Perbungaan pada ketiak daun, berbentuk payung menggarpu, panjang 1-2 cm, terdiri atas 7-20 kuntum bunga, panjang gagang perbungaan 2-3 mm. Bunga berdiameter 2-3 mm, berwarna kekuningan, sedikit harum, panjang gagang bunga 3-8 mm. Daun kelopak bercuping 5, berbentuk delta, bagian luar berambut dan bagian dalam gundul; daun mahkota 5 helai, agak berbentuk sudip cekung; benang sari 5 utas, bakal buah beruang 2, tangkai putik bercabang 2, cakram bercuping 10 atau beralur-alur. Buah bertipe buah batu, berbentuk bulat sampai bulat telur, berukuran 6 cm x 4 cm untuk kultivar budidaya, jauh lebih kecil untuk yang liar, kuliat buah halus atau kasar, mengkilap, tipis tetapi liat, berwarna kekuningan, kemerahan, sampai kehitaman pada saat matang; daging buah berwarna putih, mengeripik, mengandung banyak sari buah, berasa mulai dari sepat, asam, sampai manis, menepung ketika buah telah matang penuh.

Biji dalam batok berbenjol dan beralur tidak beraturan, berisi 1-2 inti biji berwarna kecoklatan. Buah bidara dapat dimakan segar, tetapi hanya buah dari kultivar budidaya yang mempunyai citarasa enak, diperas untuk membuat jus, dikeringkan dalam bentuk manisan. Bidara dibedakan menjadi dua varietas, yaitu var. mauritiana yang buahnya berbentuk bulat telur dan berasa enak dan var. spontanea yang buahnya berbentuk bulat dan berasa sepat.

Varietas yang pertama berperawakan pohon sedang, berdaun dengan ukuran panjang 6-9 cm, buah berukuran panjang 2,5-3,5 cm, sedangkan kultivar kedua berperawakan pohon besar atau perdu menyemak, berdaun dengan panjang 2-3 cm, berbuah dengan diameter 1-1,5 cm. Varietas yang pertama terdiri atas banyak kultivar yang sesuai untuk dibudidayakan di daerah basah atau kering. Di India, selain untuk memperoleh buah, bidara juga dibudidayakan sebagai inang kutu lak dan untuk memperoleh kulit batangnya untuk diolah sebagai bahan pewarna. Varietas yang terdapat meliar di Indonesia, dan khususnya di NTT sebagai vegetasi savana, adalah varietas yang kedua.

No comments: