Kekurangan
air dapat menghambat laju fotosintesis, karena turgiditas sel penjaga stomata
akan menurun sehingga menyebabkan stomata tertutup. Penutupan stomata pada
kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada daun akan mengurangi laju penyerapan
CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi laju
fotosintesis. Pertumbuhan tanaman sangat dibatasi oleh jumlah air yang tersedia
dalam tanah, karena air mempunyai peranan penting dalam proses kehidupan tanaman.
Kekurangan air akan mengganggu aktivitas fisiologis maupun morfologis, sehingga
mengakibatkan terhentinya pertum- buhan. Defisiensi air yang terus menerus
dapat mengakibatkan berbagai perubahan yang tidak dapat balik (irreversible) dan pada gilirannya
tanaman akan mati.
Respon
tanaman yang mengalami cekaman kekeringan mencakup perubahan ditingkat seluler
dan molekuler seperti perubahan pada pertumbuhan tanaman, volume sel menjadi
lebih kecil, penurunan luas daun, daun menjadi tebal, adanya rambut pada daun,
peningakatan ratio akar-tajuk, sensitivitas stomata, penurunan laju
fotosintesis, perubahan metabolisme karbon dan nitrogen, perubahan produksi
aktivitas enzim dan hormon, serta perubahan ekspresi gen.
Secara
umum tanaman akan menunjukkan respon tertentu bila mengalami cekaman
kekeringan. Respon tanaman terhadap stres air sangat ditentukan oleh tingkat
stres yang dialami dan fase pertumbuhan tanaman saat mengalami cekaman. Bergantung
pada responnya terhadap kekeringan, tanaman dapat diklasifikasikan menjadi (1)
tanaman yang menghindari kekeringan (drought
avoiders) dan (2) tanaman yang mentoleransi kekeringan (drought tolerators). Tanaman yang menghindari kekeringan membatasi
aktivitasnya pada periode air tersedia atau akuisisi air maksimum antara lain
dengan meningkatkan jumlah akar dan modifikasi struktur dan posisi daun.
Tanaman yang mentoleransi kekeringan mencakup penundaan dehidrasi atau
mentoleransi dehidrasi. Penundaan dehidrasi mencakup peningkatan sensitivitas
stomata dan perbedaan jalur fotosintesis, sedangkan toleransi dehidrasi
mencakup penyesuaian osmotik.
Kebutuhan
air tanaman bunga matahari berbeda setiap fasenya. Periode kritis untuk
kebutuhan air tanaman bunga matahari terjadi pada 20 hari sebelum berbunga dan
20 hari setelah berbunga. Periode paling kritis terutama pada saat pembentukan
bunga, saat berbunga dan pembentukan biji. Bunga matahari ialah tanaman yang
sensitif terhadap stress air, terutama pada saat sebelum pem- bungaan dan
pembentukan biji.
Dari
beberapa laporan penelitian disebutkan bahwa penurunan laju fotosintesis pada
daun bunga matahari di pengaruhi oleh kekurangan air. Kekurangan air dapat
mengganggu pembentukan bunga hingga fase pembungaan penuh. Penelitian yang dilakukan Stegman dan Lement
mengenai kekurangan air terhadap hasil bunga matahari menunjukkan bahwa
kekurangan 20 % pemberian air mulai dari perkecambahan hingga fase R-2 (Mulai
membentuk kuncup bunga) hanya mengurangi 5% hasil, tetapi kekurangan 20% air
pada fase R-2 hingga R- 5.9 (Bunga 90% sempurna) dapat menurunkan hasil hingga
50%.
Jika
suatu tanaman mengalami cekaman air yang semakin besar, diferensiasi
organ-organ baru dan perluasan maupun pembesaran organ yang telah ada merupakan
bagian yang pertama kali menunjukkan respon. Stres yang lebih lanjut akan
menyebabkan berkurangnya laju fotosintesis. Defisit air pada saat proses
fotosintesis berlangsung berakibat pada penurunan kecepatan fotosintesis. Hal
ini sebagai akibat dari menutupnya stomata, meningkatnya resistensi mesofil
yang akhirnya memperkecil efisiensi fotosintesis.
No comments:
Post a Comment