Di
Indonesia pada tanggal 12 Februari 2008 telah dideklarasikan organisasi
spesialti yang diberi nama AKSI (Asosiasi Kopi Spesialti Indonesia) atau SCAI
(Specialty Coffee Association of Indonesia). Citarasa kopi sangat dipengaruhi
oleh mutu biji kopi, oleh sebab itu teknologi pasca panen kopi harus
benar-benar diperhatikan sehingga kopi tidak cacat dan rusak.
Sebelum
abad 20 penentuan mutu biji kopi untuk transaksi penjualan ke AS hanya
dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu dengan penampilan fisik biji kopi
dan penampilan fisik biji kopi yang telah disangrai. Uji citarasa atau sering
disebut coffee cupping dipelopori oleh Clarence E. Bickford dari Sanfransisco
(AS) pada pertengahan abad 19. Metode ini terus berkembang dan mengalami
penyempurnaan, dan akhirnya pada saat ini setiap transaksi kopi menggunakan
cupping untuk penentuan mutu kopi, khususnya disegmen specialty.
Cup
test ialah pengujian mutu citarasa yang bertujuan untuk menentukan inner
quality. Pengujian meggunakan cup test ini merupakan cara yang paling efektif
untuk menilai mutu dari kopi, karena dapat dipergunakan untuk menentukan
penilaian critical point seperti acidity, body, dan flavor. Acidity merupakan
rasa asam yang kuat dan tajam, serta menyenangkan.
Sedangkan
body merupakan karakteristik yang kuat, mantap, dan menyenangkan. Penilaian uji
cita rasa ini dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian
secara kualitatif dengan cara menyebutkan hasil cita rasanya, sedangkan secara
kuantitatif melalui scoring, dimana skor terendah adalah 0 dan yang tertinggi
adalah 10.
No comments:
Post a Comment